Cara mengukur altitud bintang sebenarnya sangatlah mudah. Cukup kita menggunakan jari-jari tangan untuk mengukur altitud bintang di langit untuk ketinggian derajat pada horizon.
aksiografi.com – Kubah angkasa adalah konsep khayal untuk membayangkan bagaimana langit tampak seperti kubah yang melingkupi Bumi. Dalam ilusi kubah langit, Bumi berada di pusatnya dan semua benda-benda angkasa lainnya tampak berada di dalamnya. Kubah langit membantu kita memvisualisasikan posisi relatif benda-benda langit dan bagaimana mereka terlihat dari perspektif kita di permukaan Bumi.
Bidang kajian astronomi, juga mengamati benda-benda luar angkasa. Benda-benda luar angkasa seperti matahari, bulan, planet, dan bintang tampak dari bumi. Namun tampaknya itu bukanlah diameter yang sesungguhnya, melainkan hanya diameter tampak yang terlihat dari Bumi. Begitu juga dengan jarak antara benda-benda angkasa.
Jarak tampak antara benda-benda angkasa adalah seberapa besar ukuran linier benda-benda angkasa yang terlihat dari Bumi. Kita dapat melakukannya dengan cara mengukur pemisahan sudut. Metode lama atau kuno yaitu alat cross-staff.
Altitud atau ketinggian benda-benda angkasa adalah salah satu konsep penting dalam astronomi. Kita dapat mengukur ketinggian dalam derajat, mulai dari 0° pada horizon (cakrawala) dan meningkat hingga 90° pada zenit, yaitu titik paling tepat di atas kepala kita. Pada sudut 0° objek berada di garis cakrawala dan tampak berada di titik terendah di langit, sedangkan pada sudut 90°, objek berada di titik tertinggi di langit dan tampak berada di atas kepala kita.
Dalam percobaan ini, kita akan mengukur altitud perkiraan sebuah bintang dengan menggunakan tangan sebagai alat pengukur. Caranya adalah dengan mengamati bintang tertentu di langit malam dan mengestimasikan sudut antara bintang tersebut. Dengan garis cakrawala dan juga dengan garis vertikal yang mengarah ke atas (zenit) sebagai panduan. Dengan cara ini, kita dapat mendapatkan perkiraan ketinggian bintang tersebut di langit.
Selain itu, kita juga akan menggunakan sudut sebuah bayangan objek untuk menentukan altitud Matahari. Kita dapat lakukan dengan memperhatikan panjang bayangan suatu objek pada saat Matahari berada pada posisi tertentu di langit. Dengan mengukur sudut antara bayangan objek dengan garis vertikal (zenit), kamu dapat mengestimasikan altitud Matahari pada saat itu.
Memulai Percobaan
Praktek Sekolah Alam Astronomi kali ini bertujuan mengukur altitude perkiraan sebuah bintang dengan mengunakan jari-jemari dan kepalan tangan. Sangat mudah menggunakan jari dan kepalan tangan dalam percobaan ini.
Bahan-Bahan
tangan
Cara Kerja Menggunakan 5 Jari
1. Pada malam hari yang cerah, berdirilah di tempat terbuka dan pilihlah sebuah bintang yang bersinar terang.
2. Gunakan kedua tangan dan lakukan seperti pada gambar di bawah untuk mengukur altitud bintang yang ada di atas horizon. Sebagai contoh, jika kamu mengukur sebuah bintang sejauh tiga kepalan tangan dan tiga jari di atas horizon, berarti altitude bintang tersebut kira-kira 35° di atas horizon.
Hasil Cara Mengukur Altitud
Hasil menggunakan 5 jarimu mengukur altitude menunjukkan ukuran altitude bintang-bintang bervariasi. Altitude pada contoh yang ada adalah 35°.
Mengapa?
Sebuah sistem koordinat atau sistem altazimut digunakan dalam astronomi untuk menentukan tempat benda-benda angkasa berdasarkan altitude (ketinggian sudut di atas horizon) dan azimut (jarak sudut mengelilingi horizon). (Lihat keterangan lebih lanjut tentang ukuran horizontal azimut.)
Dalam menjelaskan sistem koordinat ini, sangatlah tepat untuk mencontoh kubah angkasa (sebuah kubah khayal dengan Bumi sebagai pusatnya dan tempat benda-benda angkasa lain yang mengelilinginya). Koordinat (dua bilangan yang menunjukkan sebuah lokasi) altitud dan azimut adalah sudut-sudut untuk menentukan posisi suatu benda pada kubah angkasa.
Pada percobaan ini, kita harus mencari koordinat altitudnya. Altitud adalah pengukuran vertikal untuk kubah angkasa yang diukur dalam derajat di atas horizon, dari 0° pada horizon sampai 90° pada zenit. Lebar bagian-bagian tanganmu menjadi petunjuk untuk mengukur altitud perkiraan benda-benda angkasa.
Cobalah Pendekatan Baru
Coba pendekatan baru mengukur altitud. Gunakan 5 jarimu mengukur atau kepalan tangan dalam percobaan ini. Altitud yang mewakili jarak sudut di atas horizon bisa dibayangkan sebagai lingkaran-lingkaran sejajar benda-benda angkasa yang semakin mengecil dari horizon ke zenit. Bagaimana perbandingan antara altitude dan latitude (garis lintang)?
Latitude adalah lingkaran-lingkaran sejajar khayal yang mewakili jarak sudut utara dan selatan benda-benda angkasa atau ekuator (garis khayal yang melintas dari timur ke barat yang mengelilingi bagian tengah benda angkasa atau kubah angkasa) benda-benda angkasa. Pada malam hari yang cerah, menghadaplah ke arah utara dan carilah tujuh bintang Big Dipper (lihat Gambar berikut).
Ikutilah dua bintang dalam mangkuk dipper sampai ke Polaris di atas horizon. Gunakan tanganmu untuk mengukur altitude perkiraan Polaris di atas horizon. Bandingkan altitude Polaris dengan latitude lokasimu pada peta. Ulangilah pengukuran ini dengan latitude yang berbeda atau mintalah temanmu yang tinggal di kota lain untuk melakukan pengukuran yang sama.
Selamat Belajar!