Menikmati Keindahan Alam dengan Etika: Merayakan Hari Pariwisata Sedunia

Date:

Merayakan Hari Pariwisata Sedunia: Mengeksplorasi Keindahan Alam Sambil Mematuhi Etika Berwisata. Data Kunjungan Wisatawan Dalam dan Luar Negeri di Indonesia, serta Pentingnya Pariwisata Domestik. Patuhi Etika Berwisata dan Lindungi Kekayaan Alam. Selamat Hari Pariwisata Sedunia!

aksiografi.com – Setiap tahun, dunia merayakan Hari Pariwisata Sedunia pada tanggal 27 September. Walaupun asal usul pemilihan tanggal ini masih menjadi misteri, Hari Pariwisata Sedunia merupakan waktu yang tepat untuk merayakan pesona dunia melalui petualangan dan penjelajahan. Saatnya kita merenungkan bagaimana pariwisata telah menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi global dan pertukaran budaya yang tak terhitung.

Namun, seringkali wisatawan, baik domestik maupun internasional, lupa untuk memperhatikan etika berwisata, yang bisa menyebabkan kerugian besar. Ini baru-baru terjadi di Bukit Teletubbies, Kawasan Gunung Bromo.

Mengintip Data Wisata Dalam dan Luar Negeri

Pariwisata mancanegara telah menjadi salah satu pilar utama dalam perekonomian global. Setiap tahun, jutaan orang memutuskan untuk menjalani petualangan di luar negeri, menjelajahi budaya baru, menikmati pemandangan indah, dan menciptakan pengalaman tak terlupakan. Menurut laporan terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), tahun 2023 mencatat peningkatan signifikan dalam jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.

Data BPS mencatat bahwa pada bulan Juli 2023, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia mencapai 1,12 juta kunjungan. Ini adalah lonjakan tajam sebesar 74,07% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada bulan yang sama tahun sebelumnya, yaitu Juli 2022, jumlah kunjungan hanya mencapai 645,12 ribu kunjungan. Ini adalah bukti nyata bahwa Indonesia semakin menjadi destinasi utama bagi pelancong internasional.

Pentingnya Pariwisata Domestik

Namun, dalam sorotan lonjakan kunjungan wisatawan mancanegara, kita tak boleh melupakan pesona pariwisata domestik. Turis lokal, atau wisatawan nusantara, juga memiliki andil besar dalam menjelajahi keajaiban Indonesia. Menurut BPS, selama semester pertama tahun 2023, terdapat 433,57 juta perjalanan domestik oleh wisatawan nusantara. Angka ini mencerminkan peningkatan sebesar 12,57% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar 385,16 juta perjalanan.

Pariwisata domestik adalah cermin semangat penjelajahan yang mengalir dalam darah rakyat Indonesia. BPS juga mencatat destinasi-domestik yang paling banyak dikunjungi oleh turis lokal. Jawa Timur menjadi yang terdepan, dengan 116,70 juta kunjungan atau setara dengan 26,92% dari total perjalanan nusantara. Jawa Timur dengan pesona alamnya yang beragam menjadi surga bagi pelancong lokal.

Menerapkan Etika Berwisata

Pemerintah telah mengeluarkan surat edaran yang mengatur ‘Etika Berwisata di Kawasan Konservasi’. Surat edaran ini berlaku untuk kawasan konservasi seperti taman nasional, taman wisata alam, suaka margasatwa, dan taman hutan raya. Tujuannya adalah untuk memastikan wisatawan dapat menikmati keindahan alam sambil menjaga kelestarian lingkungan.

Penting untuk kita, wisatawan, mematuhi etika berwisata ini. Dengan begitu, kita dapat berkontribusi dalam melindungi kekayaan alam Indonesia dan menjaga kelestarian kawasan konservasi. Semoga Hari Pariwisata Sedunia ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keindahan alam sambil tetap menjunjung etika berwisata. Selamat Hari Pariwisata Sedunia!

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Subscribe

Popular

More like this
Related

Emmy Noether Memaparkan Teori Revolusioner yang Menjadi Dasar Hukum Konservasi Alam Semesta

Tanggal 26 Juli 1918, Emmy Noether mempresentasikan teorema penting di Göttingen, Jerman. Teori ini menghubungkan simetri dengan hukum konservasi dalam fisika. Karyanya menjadi dasar teori relativitas dan fisika kuantum, menjadikan Noether sebagai salah satu tokoh ilmuwan paling berpengaruh dalam sejarah sains modern.

Satu Abad Traktat Lausanne: Saat Dunia Mengubur Kekhalifahan dan Melahirkan Turki Modern

Satu Abad Traktat Lausanne: momen berakhirnya Kekhalifahan Utsmaniyah dan...

Pertempuran ANKARA 1402: Saat Dua Raksasa Islam Bertarung, Eropa Menyusun Balas

Pertempuran Ankara pada 20 Juli 1402 antara Bayezid I dan Timur Lenk adalah titik balik yang menunda ekspansi Islam ke Eropa. Kekalahan Ottoman meretakkan kekuasaan Islam dan membuka ruang bagi kebangkitan Eropa. Kisah ini adalah pelajaran tentang bahaya perpecahan dan ambisi dalam tubuh umat.

1906: Ketika Suara Perempuan Menggema dari Utara

Pada 20 Juli 1906, Finlandia menjadi negara pertama di Eropa yang mengesahkan hak pilih universal, termasuk untuk perempuan. Langkah ini menjadikan Finlandia pelopor demokrasi inklusif, bahkan sebelum negara-negara besar Eropa mengakuinya. Sebuah tonggak sejarah yang masih relevan di tengah perjuangan kesetaraan hari ini.