5 manfaat Putri Malu (Mimosa pudica) yang jarang diketahui orang. Selama ini, tumbuhan ini sering dianggap gulma saja sehingga cenderung dimatikan karena dianggap mengganggu, ternyata tanaman ini bermanfaat untuk kesehatan, penyubur tanaman, pengusir hama dan bakteri serta dapat mencegah erosi tanah.
aksiografi.com – Mimosa pudica adalah tanaman perdu pendek yang merambat. Tanaman ini sangat terkenal karena ulah daunnya yang cepat menutup diri atau layu dengan sendirinya saat tersentuh makhluk hidup atau tertiup angin. Tidak heran dalam bahasa Latinnya tanaman ini berspesies pudica yang berarti malu.
Ia memiliki gerak seismonasti, jika tersentuh makhluk hidup maka lembaran-lembaran daunnya akan mengatup sendiri. Sensitivitas daun inilah sehingga dalam bahasa Melayu atau Indonesia juga bernama sebagai putri malu. Seperti seorang putri akan terlihat malu, wajah kemerah-merahan, jika tersentuh. Seperti halnya orang Filipina, menyebut tanaman ini mahakiya yang berarti malu, Orang Malaysia menamakannya malu-malu. Dalam bahasa Inggris tanaman ini juga merujuk dengan pengertian yang sama yaitu shame plant (tanaman pemalu) atau sensitive plant (tanaman sensitif).
Penamaan tanaman ini di Indonesia juga beragam sesuai dengan bahasa daerah masing-masing. Orang Batak menyebutnya sikerput, orang Minangkabau memberi nama rebah, orang Bali menamankannya Padang Getap, orang Jawa menyebut kucingan, orang Sunda mengatakan Rondo Kagit, orang Madura menamakan Todusan, dan orang Manado menyebut kaget-kaget.
Putri malu berasal dari Amerika Selatan tepatnya Brazil. Pada 1804, pemerintah kolonial di membawa dan menyebarkan tanaman ini kawasan Asia.
Klasifikasi Putri Malu
Tanaman dari famili Fabaceae dari ordo Fabales, memiliki keunikan dengan menutup diri bila tersentuh. Di malam hari, sejak matahari mulai terbenam, tanaman ini juga menguncup diri atau tidur, saat matahari mulai terbit, daun tanaman ini kembali merekah atau bangun.
Gerak seismonasti tanaman ini otomatis meskipun sentuhan itu datang dari arah mana saja (tigmonasti). Fungsi gerak itu untuk melindungi dirinya dari hewan pemakan tumbuhan (herbivora).
Morfologi Putri Malu
Tanaman Ordo Fabales dapat mencapai ketinggian kisaran 0,3 hingga 1,5 meter. Bentuk batangnya silidris, berbulu halus, dan berduri. Warna batang muda hijau keunguan dan menjadi merah gelap saat tua.
Daunya berwarna hijau bertepi ungu, bentuknya kecil-kecil dan majemuk, menyirap ganda dua yang sempurna seperti sisir. Jumlah anak daun di setiap siripnya berkisar 5 hingga 26 pasang. Bentuk daunnya memanjang sampai lanset, dengan ujung runcing dan pangkal memundar pada tepinya rata. Pada permukaan daun terasa licin, dengan panjang 6 – 16 mm, lebar 1-3 mm.
Bunganya berbentuk bongkol atau seperti bola, bulat berwarna ungu terang. Bagian bunga memiliki banyak rambut halus. Saat matahari mulai terbenam, bunga terlihat layu dan kembali mekar saat matahari terbit.
Tanaman tanpa mengenal musim ini dapat tumbuh di tanah lembab dan gersang. Ia berkembang biak melalui bijinya. Ukuran biji sangat kecil dengan penuh bulu-bulu halus. Dalam satu tangkai terdapat 10 hingga 20 buah dengan pangkal buah melekat pada ujung tangkai. Saat tiba, buah akan pecah sehingga bijinya akan jatuh tersebar. Biji-biji inilah yang akan bertunas.
Tumbuhan Genus Mimosa ini berakar tunggang berwarna putih kekuningan dengan diameter 1 -5 mm. Akarnya berbau khas seperti buah jengkol.
Kandungan Kimia Putri Malu
Berdasarkan penelitian kualitatif ekstrak metanolik putri malu menunjukkan kandungan senya alkaloid, saponin, flavonoid, tanin, fenolil. Pada bagian daun, batang, dan akar Mimosa pudica Linn mengandung senyawa tanin, alkaloid, saponin, dan mimosin.
Senyawa mimosin adalah salah satu asam amino hasil biosintetik dari lysin. Senyawa golongan flavonoid, tanin, polifenol. Monoterpenoid, steroid merupakan hasil penapisan fitokimia dari fraksi etil asetat putri malu.
Efek Farmakologi Putri Malu
Dunia penelitian juga telah menunjukkan hasil. Para peneliti dari Indonesia, Tiongkok, dan Amerika telah membuktikan tumbuhan merambat ini memiliki kandungan senyawa alkaloid, saponon, flavonoid, tanin, dan fenolik. Senyawa tanin dan saponin berperan aktif sebagai agen antijamur. Ekstrak etanolik berperan anti hiperglikemik. Efek farmakologis dan kandunganya senyawa alami sehingga putri malu masuk dalam kategori tanaman obat.
‘Sikejut’ nama lain dari putri malu memiliki khasiat pengobatan untuk berbagai jenis penyakit. Tanaman ini berkhasiat transquilizer sebagain zat penenang, ekspektroan untuk meluruhkan dahak, diuretic sebagai peluruh air seni, antitusif untuk mengantisipasi batuk, antipiretik untuk menurunkan panas, antikonvulsen, dan antiradang.
5 Manfaat Putri Malu
1. Khasiat Kesehatan
Masyarakat umum secara tradisional telah menggunakan tumbuhan shame plant ini untuk mengobati beberapa penyakit seperti peluruh dahak (expectorant), peluruh kencing (diuretic), pereda demam (antipyretic), dan antiradang.
Senyawa antioksidan pada tumbuhan putri malu yang menjaga kesehatan ginjal adalah flavonoid, alkaloid, glukosida, terpenoid, kuinin, dan saponin.
Penyakit yang dapat terobati adalah kerusakan ginjal, meredakan batuk, menyembuhkan diabetes, mengobati hepatitis, mengatasi insomnia, menghentikan pendarahan dan infeksi, mengatasi demam, mengencerkan dahak, melancarkan saluran kemih, pencegahan disentri, menyembuhkan rematik, menangkal bisa ular, meningkatkan stamina bagi pria, menjaga kesehatan gigi dan gusi, dan mengobati hipertensi, serta mengobati sakit perut dan cacingan.
1. Putri Malu Menyuburkan Tanaman
Akar Tanaman Putri Malu mengandung Rhizobakteri yang berfungsi memacu pertumbuhan tanaman. Penelitian ya Yuliani dan Diana Rahayu pada pertumbuhan tanaman cabai telah berhasil. Tanaman cabai merah diberi RPTT (Rhizobakteri Pemacu Tumbuh Tanaman) akar putri malu dan giberelin menunjukkan mengalami pertumbuhan yang signifikan. Istilah RPTT adalah singkatan dari Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR).
Berbagai penemuan dari hasil penelitian tentang manfaat PGPR di dunia telah berhasil di dunia pertanian. Salah satu tanaman yang mengandung PGRP adalah pada akar Putri Malu. PGPR adalah kelompok bakteri yang menguntungkan yang secara aktif mengkolonisasi rizofir. Oleh karena itu berbagai teknologi alternatif atau bioeknologi telah membuat dan mengomersialkan rhizobacteria.
2. Putri Malu sebagai Pestisida Nabati
Hasil penelitian Faiz Bintang Malibun, Mahasiswa Pendidikan Teknologi Pertanian Universitas Makassar, berhasil membuat pestisida nabati dari kandungan flavonoid tumbuhan putri malu dan enzim papain daun Pepaya. Ia melakukan uji coba pada beras yang terserang kutu beras selama 74 ham pada 100 gram beras. Hasilnya persentase mortalitas kutu beras adalah 83 persen.
3. Putri Malu sebagai Fungisida Nabati
Selain bergunsi sebagai pestisida nabati, Putri Malu juga dapat bermanfaat sebagai fungisida nabati. Eka Septianing Ratri, Mahasiswa Universitas Jember, melakukan pengujian pada tanaman cabai yang terserang jamur Colletotrichum sp. secara in vitro. Ekstrak putri malu dengan konsentrasi 90 ersen dapat menghambat gejala antraknosa pada buah cabai dan memperlambat masa inkubasi menjadi 12 hari.
4. Putri Malu Pencegah Erosi
Tumbuhan ini memiliki akar tunggang yang kuat dalam tanah. Pengakarannya berbentuk akar pena. Ternyata akarnya dapat menahan tanah sehingga mengurangi dampak erosi oleh air hujan yang deras. Tanaman ini sangat efektif sebagai salah satu tanaman alternatif bagi lereng-lereng gunung yang mulai tandus. Selain tanaman ini dapat menyuburkan tanah juga dapat hidup sepanjang musim dan perkembangbiakan yang sangat cepat. Keseluruhan dari 5 manfaat utama Putri Malu merupakan hasil penelitian dari sejumlah negara sejumlah negara.
Penulis: Suharni Yusuf
Editor: Gusti Zainal