Jarak Pagar (Jatropha curcas L.)

Date:

Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) merupakan tumbuhan semak yang memiliki efek farmakologis dengan sifat rasa pahit, astringens, sejuk, dan beracun.

aksiografi.com – Jarak pagar adalah tanaman berkayu yang sering dijadikan pagar oleh masyarakat di pedesaan. Biasanya ditanam di pinggir sumur sebagai penghalang atau pembatas. Selama ini masyarakat mengenalnya sebagai tanaman obat dan racun.

Perkembangan dengan kemajuan teknologi tanaman ini mendapat tempat dalam kajian riset sebagai sumber bahan bakar hayati untuk mesin diesel karena bijinya memiliki kandungan minyak.

Klasifikasi

Jarak pagar disebut Jatropha curcas L atau Castiglionia lobata Ruiz et Pav. termasuk ke dalam famili Euphorbiaceae. Tanaman ini dikenal di Indonesia dengan berbagaia nama berdasarkan bahasa daerah masing-masing.

Orang Sunda menyebut jarak costa, jarak budeq, orang Jawa menamakan jarak pager, orang Madura memberi nama kalekhe pagar, orang Nusa tenggara mengistilahkan lulu mau, paku kase, jarak pageh, orang Alor menamakan kuman nema, dan orang Sulawesi memberi nama bindalo, bintalo, tondo utomene, dan orang Maluku menyebutnya ai huwa kamala, balacai, kadoto.

Morfologi Jatropha curcas L.

Batang tanaman jarak pagar panjang, bulat, dan berwarna hijau keabuan. Batang yang tua terdapat kulit yang mati terkelupas. Tanaman ini tumbuh tegak jika percabangan primer sedikit, dan sebaliknya akan tumbuh seperti semak jika percabangan primer banyak.

Daun tanaman Jatropha curcas L. Bertipe tunggal dan terletakpada buku batang yang terhubung dengan tangkai daun. Tata letak daun (pilotaksis) ini disebut  tersebar atau folia sparsa. Susunan daun jarak pagar ini mengikuti rumus daun (divergensi) 5/13 searah putaran jarum jam.

Terdapat 5 garis spiralis yang melingkari batang (cabang) dan melewati 13 daun untuk mencapai daun yang berkedudukan posisi sama (tegak lurus) dengan daun pertama awal perhitungan. Meskipun di beberapa tempat susunan daun memiliki pilotaksis 4/13.[i]

Akar tanaman jarak pagar mampu menahan air dan tanah sehingga tahan terhadap kekeringan dan dapat berfungsi sebagai tanaman penahan erosi. Akar terbentuk saat biji berkecambah dengan membentuk 3-4 akar sekunder atau akar lateral dan 1 akar utama atau tunggang.

Akar-akar yang terbentuk dari tanaman yang diperbanyak dengan biji membentuk sistem perakaran tunggang yang lebih panjang dan masuk ke tanah lebih dalam bila dibandingkan dengan sistem perakaran adventif yang dibentuk oleh tanaman yang diperbanyak dengan stek batang.

Bunga jara pagar keluar pada ujung cabang (flos terminalis) dengan warna kuning kehijauan. Jumlah bunga banyak (planta multiflora) berkumpul membentuk suatu rangkaian bunga (bunga majemuk) atau malai bunga (inflorescentia).

Bunga tersusun dengan satu bunga betina sebagai pusat yang dikelilingi bunga jantan secara berselang-seling sehingga disebut juga cyathium.

Buah tanaman jarak pagar disebut kapsul. Dalam istilah biologinya disebut buah kendaga (rhegma) karena memiliki sifat seperti buah berbelah dan tiap bagian mudah pecah sehingga biji yang ada di dalamnya mudah terlepas dari bilik atau ruang. Buah jarak pagar termasuk ke dalam buah berkendaga tiga (trococcus).

Jarak Pagar (Jatropha curcas L.)

Setiap rangakaian atau tangka buah terdapat sekitar lima hingga duapuluh buah. Buahnya berdiameter 2-4 sentimeter berbentuk bulat telur berwarna hijau saat masih muda dan menguning saat masak. Setiap buah memiliki tiga hingga empat biji.

Semakin banyak kapsul setiap malai maka semakin baik perolehan jumlah biji. Biji jarak merupakan biji berkeping dua (dikotil). Biji tersusun atas kulit (shell) dan isi biji (cernel) yang didalamnya terdapat embrio.

Jarak Pagar (Jatropha curcas L.)
Keterangan: Biji jarak pagar (kiri) secara umum terdiri dari
kernel (tengah) dan kulit biji (kanan). Sumber: researchgate.net

Budidaya Jarak Pagar

Pembudidayaan jarak pagar di lahan kering mengakibatkan tingkat produktivitas rendah. Lokasi yang paling baik untuk mendapatkan populasi tanaman dalam pertumbuhan produksi benih secara optimal berada di dataran tinggi berpasir.[ii]

Pertumbuhan tanaman jarak pagar dengan memberikan zat pengatur tumbuh (ZPT) seperti paclobutrazol, asam geberelin (GA3), asam naptalin asetik (NAA), mepiquat klorida, dan 2,4-D, serta perlakuan kontrol (tanpa bahan aktif ZPT) sangat baik. Elda Nurnasari dan Djumali melakukan pengujian dengan menggunakan kelima ZPT itu. Hasilnya menunjukkan bahwa aplikasi ZPT mempengaruhi jumlah cabang, jumlah bunga jantan, jumlah bunga betina, dan jumlah buah, namun tidak mempengaruhi tinggi tanaman dan lebar kanopi. NAA menghasilkan jumlah buah yang paling banyak (121,4 buah per tanaman) sedangkan GA3 mempercepat pemunculan bunga (8,33 hari setelah aplikasi).[iii]

Penyakit tanaman jarak pagar seperti penyakit embun tepung, embun jelaga, penyakit layu, penyakit hawar daun kelabu, dan juga terdapat nematode Rotylenchulus sp.[iv]

Sifat Kimiawi

Tumbuhan ini kaya dengan berbagai kandungan kimia yang sudah diketahui, antara lain N-1-trikontanol, alpha-amirin, kampesterol, stigmast-5-ene-3beta, 7 alpha-diol, stigmaterol, beta-sitosterol, iso-viteksin, 7-keto-beta sitosterol dan HCN.

Efek Farmakologis

Dalam farmakologi Cina dan pengobatan tradisional lain disebutkan bahwa tanaman ini memiliki sifat: rasa pahit, astringens, sejuk, beracun. Melancarkan darah (stagnant blood dispeling), menghilangkan bengkak (anti swelling), menghentikan pendarahan (hemostatik), menghilangkan gatal (anti pruritic).

Bagian Tanaman yang Digunakan

Efek farmakologi ini dari penggunaan daun segar tanaman jarak pagar.

Penyakit yang Dapat Disembuhkan

Berdasarkan berbagai literatur yang mencatat pengalaman secara turun-temurun dari berbagai negara dan daerah, tanaman ini dapat menyembuhkan beberapa penyakit. Penyakit yang dapat disembuhkan seperti, bengkak terpukul, terkilir, luka berdarah, gatal-gatal, eksema, jamur pada kaki, kerion (penyakit bagian kulit yang berambut), lepra, borok (chronic ulcer), dan rematik.


[i]              Bambang B. Santoso. 2010. Deskripsi Jarak Pagar (Jatropha curcas L.), Lombok, Arga Puji Press.

[ii]              Sri Mulyaningsih, 2015, Pertumbuhan dan Produksi Jarak Pagar (Jetropa curcas L, Euphorbiaceae) pada tiga tingkat populasi tanaman di lahan kering berpasir, DOI 10.14203/beritabiologi.v14i3.1830 , neliti.com  

[iii]             Elda Nurnasari dan Djumali, 2011, Respon Tanaman Jarak Pagar (Jetropha curcas L.) terhadap lima jenis Zat Pengatur Tumbuh (ZPT), Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, media.neliti.com.

[iv]             Krisna Dwi Laksodo, dkk, 2010, Inventarisasi Penyakit pada Tanaman Jarak Pagar (Jetropha curcas L.) pada tiga daerah di Jawa Barat, Jurnal Agrikultura, jurnal.unpad.ac.id.

Subscribe

Popular

More like this
Related

Hari Gizi Nasional 2025: Upaya Membangun Generasi Sehat Melalui Gizi yang Optimal

Hari Gizi Nasional 2025 mengusung tema “Pilih Makanan Bergizi...

Perjanjian Belavezha: Awal dari Konflik Abadi antara Rusia dan Ukraina

Perjanjian Belavezha, pada 8 Desember 1991, mengakhiri Uni Soviet,...

23 Tahun Hari Internasional Pencegahan Eksploitasi Lingkungan dalam Perang dan Konflik

Mengungkap kisah Hari Internasional Pencegahan Eksploitasi Lingkungan dalam Perang...

Sejarah Hari Kesehatan Mental Sedunia

Jejak Sejarah Peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia: Dari Awalnya...