Gandarusa adalah kontrasepsi alami untuk pria karena mengandung gendarusin A dan B. yang menghambat kinerja enzim hyaluronidase untuk menerobos kumulus ooforus wanita.
aksiografi.com – Gandarusa menyimpan kandungan yang sangat bermanfaat dalam mengatasi ledakan penduduk bumi. Tanaman kontrasepsi pria ini diminati di berbagai daerah bahkan negara setelah pengujian klinik dilakukan. Berawal dari kebiasaan masyarakat Papua menjadikan tanaman ini sebagai alat pengontrol kesuburan hormon sehingga menarik minat peneliti melakukan uji klinis kandungan tanaman ini.
Pertemuan Ilmiah Tahunan Perkumpulan Andrologi dan Perhimpunan Dokter Spesialis Andrologi Indonesia pada April 2006 menyebutkan bahwa gandarusa adalah salah satu tanaman yang menurunkan kesuburan pria.
Gandarusa atau Justicia gendarussa (Burm. f) merupakan tumbuhan semak yang tumbuh di negara tropis. Di beberapa daerah di Indonesia, gandarusa memiliki sebutan berbeda-beda seperti besi-besi, tetean, handarusa, dan puli.
Khasiat farmakologis gandarusa sebagai kontrasepsi alami untuk pria karena ditemukan terdapat kandungan gendarusin A dan B. Senyawa ini dapat menghambat kinerja enzim hyaluronidase, enzim yang keluar dari kepala sperma untuk menerobos kumulus ooforus.
Hasil ini telah diuji pada mencit, kelinci, sapi, dan manusia secara in vitro (pembuahan dalam tabung percobaan). Uji coba ini dilakukan Dr. Bambang Prjogo EW, dosen Farmakognosi, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga.
Bambang terilhami dari tulisan “Laporan Perjalanan ke Jayapura Sentani (Irian Jaya)” yang ditulis S. Moeso dan P. Agus dari Fakultas Biologi Universitas Gajah Mada pada 1985 sebagaimana dilansir intisari.
Dalam tulisan S. Moeso menyebut dua jenis tanaman yang digunakan penduduk setempat mengurangi tingkat kesuburan pria,yaitu Endospermum mollucanun Becc. dan gandarusa (Justica gendarussa).
Gendarusa lebih baik dibanding penggunaan kondom atau vasektomi melalui operasi. Belum tingkat pemulihan kesuburan vasektomi masih diragukan bahkan ada dugaan dapat memicu kanker prostat. Berbeda dengan gendarusa, tanaman ini dapat diekstraksi menjadi pil kontrasepsi pria. Selain itu, daun segarnya pun bisa digunakan sebagai ramuan alami kontrasepsi secara periodik yaitu per 100 hari sehingga tidak heran jika gandarusa tanaman kontrasepsi pria.

Efek Farmakologi Gandarusa Kontrasepsi Pria
Uji Farmakologi menunjukkan fraksi etil asetat dan n-butanol pada gandarusa dapat menurunkan daya gerak dan daya hidup spermatozoa manusia in vitro.
Selain itu, tanaman semak liar ini, tidak berpengaruh pada spermatogenesis yang menurunkan produksi sperma. Tingkat produksi sperma tetap normal hanya menurunkan mutu sperma khususnya kandungan enzim hyaluronidase melemah sehingga sangat cocok sebagai ‘alat’ kontrasepsi alami bagi kaum pria.
Dalam pengujian itu juga menunjukkan hasil bahwa mutu sperma pria akan kembali membaik setelah 100 hari setelah meminum ramuan atau pil gandarusa.
Pengujian juga dilakukan untuk menghilangkan senyawa beracun agar aman dikonsumsi manusia untuk memenuhi syarat aman, manjur, dan bermutu. Hasil ekstraksi tanpa kandungan senyawa racun tetap berfungsi sebagai kontrasepsi pria.
Selain efek kontrasepsi, pengujian juga telah dilakukan untuk pengobatan kanker payudara. Pengujian pada sitotoksik fraksi etanol dan fraksi air mencapai 5.000 ppm (part per million) sehingga tak memicu pertumbuhan sel kanker payudara dan sel limsofit.
Selain itu, khasiat tanaman itu terus mendapat perhatian di dunia riset karena senyawa kandungan yang mampu mengobati penyakit yang menakutkan seperti HIV. Penelitian tanaman ini menarik minat para peniliti di berbagai universitas terkait kandungan patentiflorin A yang mampu mengobati HIV.
Ditulis oleh: Suharni Yusuf
Disunting oleh: dr. Sri Hikmawaty