Jelajahi sejarah dan kompleksitas Hizbullah di Lebanon, sebuah organisasi politik dan paramiliter yang telah berkembang dalam politik Timur Tengah. Pelajari peran kontroversialnya, konflik dengan Israel, dan pengaruhnya di Lebanon. Artikel politik terbaru yang mengungkap dinamika unik Hizbullah.
aksiografi.com – Pada Tahun 1982, organisasi yang mengubah lanskap politik Lebanon muncul dengan cara yang mendebarkan. Namanya adalah Hizbullah, yang dalam bahasa Arab berarti “Partai Allah” atau “Partai Tuhan”. Jadi, Hizbullah adalah organisasi politik dan paramiliter yang berbasis di Lebanon.
Hizbullah lahir sebagai gerakan Syiah yang kuat dan berkomitmen pada perjuangan melawan pendudukan Israel di Lebanon. Sejak saat itu, ia telah mengalami perkembangan yang signifikan, meresap ke dalam jaringan sosial Lebanon melalui penyediaan layanan sosial dan aktif dalam politik. Namun, dalam hal yang sama, Hizbullah juga terlibat dalam serangkaian serangan di tingkat internasional dan operasi militer di kawasan regional.
Salah satu aspek paling mencolok dalam sejarah Hizbullah adalah konflik berkelanjutan dengan Israel. Organisasi ini telah secara rutin berselisih dengan negara Yahudi tersebut dan menentang pengaruh Barat di Lebanon. Oleh karena itu, dalam beberapa tahun terakhir, Hizbullah juga terlibat dalam perang saudara di Suriah sebagai pendukung pemerintah Bashar al-Assad.
Keterlibatan Hizbullah Lebanon masih terkait dengan perang Arab-Israel tahun 1948 di mana Lebanon menjadi bagian dari pasukan sukarelawan Arab. Kehadiran Lebanon dalam membantu Hamas tidak terlepas dari Mandat Britania di Palestina yang memasukkan Lebanon Selatan sehingga Israel mencakup wilayah itu sekaligus memperluas wilayahnya mencapai 70 persen dan terus masih terjadi perluasan hingga saat ini.
Tentang status Hizbullah, terdapat perselisihan besar. Amerika Serikat, Israel, Kanada, dan Australia, untuk menyebutkan beberapa, telah mengklasifikasikannya sebagai organisasi teroris. Namun, di mata banyak orang di Lebanon, Hizbullah dianggap sebagai elemen vital dalam resistensi melawan penjajahan dan konflik di Timur Tengah khususnya konflik Israel-Palestina.
Alat Propaganda
Salah satu karakteristik unik dari Hizbullah adalah bahwa pada awalnya, para pemimpinnya menegaskan bahwa organisasi ini bukanlah entitas terstruktur. Ini berarti organisasi ini tidak memiliki kartu anggota resmi, struktur kepemimpinan yang jelas, atau hierarki organisasi yang terdefinisi.
Hizbullah juga memiliki alat propaganda yang kuat. Mereka menerbitkan majalah mingguan bernama “Kabdat Alla” dan mengoperasikan media satelit, termasuk radio Al Nour dan stasiun televisi Al-Manar. Beberapa siaran mereka, seperti seri “Al-Shatat,” telah menimbulkan kontroversi dengan beberapa pihak menudingnya sebagai alat penyebaran antisemitisme.
Sebuah konferensi yang melibatkan Hizbullah dan sebuah lembaga pemikir Jerman, Friedrich Ebert Stiftung (FES), juga menimbulkan kontroversi. Konferensi tersebut berjudul “The Islamic World and Europe: From Dialogue to Agreement,” dan terlaksana di Beirut.
Dengan latar belakang sejarah dan dinamika yang sangat rumit, ia terus menjadi tokoh yang mencolok dalam politik Timur Tengah, sambil tetap menjadi subjek perdebatan yang tak berkesudahan.