“Kerangka kerja moneter Friedman begitu berpengaruh sehingga dalam garis besarnya setidaknya, hampir identik dengan teori moneter modern.” Ben Bernanke
aksiografi.com – Dalam dunia ekonomi yang penuh dengan teori dan pendekatan yang berbeda, dua tokoh cemerlang muncul dan menjadi simbol perdebatan ideologi yang mendalam selama setengah abad terakhir. John Maynard Keynes dan Milton Friedman, dua ekonom hebat dengan latar belakang yang sangat berbeda, memperjuangkan doktrin yang radikal berlawanan, menghadirkan perang ideologi di ranah ekonomi.
Keynes, seorang sarjana Inggris dididik di Eton, dan Friedman, seorang imigran Yahudi dari Hungaria yang lahir di Brooklyn, memiliki pandangan yang sangat berbeda tentang bagaimana mengatasi masalah ekonomi. Keynes lebih peduli tentang mengatasi pengangguran daripada inflasi, dan ia percaya bahwa campur tangan pemerintah hingga tingkat tertentu dapat memperbaiki kondisi ekonomi. Di sisi lain, Friedman berpendapat bahwa pemerintah seharusnya tidak campur tangan secara berlebihan, dan tugas utama bank sentral adalah mengendalikan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian.
Menurut Friedman, inflasi adalah hasil dari kebijakan moneter yang terlalu longgar, di mana pemerintah memompa uang ekstra ke dalam sistem. Ia percaya bahwa jika bank sentral bertanggung jawab untuk mempertahankan stabilitas harga, maka masalah-masalah lain seperti pengangguran, pertumbuhan ekonomi, dan produktivitas akan terkendali dengan sendirinya.
Pendekatan Keynes berbeda, ia percaya bahwa mendorong peningkatan pengeluaran pemerintah dapat merangsang pertumbuhan ekonomi dan membantu mengatasi pengangguran. Selain itu, ia berpendapat bahwa mengurangi upah dan harga dapat diterima dalam situasi inflasi yang meningkat.
Perdebatan antara kedua pandangan ini berlanjut hingga akhir 1970-an, ketika krisis minyak menyebabkan stagflasi, yaitu kombinasi antara pertumbuhan ekonomi yang lambat, inflasi yang tinggi, dan tingkat pengangguran yang tinggi. Keynesianisme yang sebelumnya berhasil menghadapi masalah ekonomi tampak tidak efektif dalam menghadapi tantangan ini, dan pandangan Friedman tentang mengutamakan pencegahan inflasi mulai diterima oleh beberapa pemimpin politik di berbagai negara.
Namun, meskipun pandangan Friedman mendapatkan dukungan dari beberapa pemimpin politik, ada juga kritik terhadap teori moneterisme. Salah satu tantangan utamanya adalah sulitnya menentukan ukuran yang tepat untuk pertumbuhan uang yang sesuai dengan ekonomi. Peristiwa ekonomi yang kompleks, seperti perubahan dalam pasar finansial dan instrumen keuangan baru, membuat sulit bagi bank sentral untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar dengan tepat.
Dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar bank sentral cenderung berfokus pada indikator moneter dan indikator tradisional lainnya ketika mengambil keputusan kebijakan. Meskipun gagasan Friedman tentang mengendalikan inflasi tetap relevan, beberapa kebijakan yang diusulkannya, seperti meliberalisasi pasar finansial, juga telah dikritik karena berkontribusi pada krisis keuangan global.
Pertempuran ideologis antara Keynes dan Friedman telah meninggalkan warisan berharga dalam ekonomi modern. Meskipun pandangan mereka memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, pertarungan ini mendorong pengembangan pendekatan ekonomi yang lebih matang dan terukur. Meskipun keduanya tidak pernah bertemu, surat-surat singkat yang ditukar antara mereka mengungkapkan esensi perbedaan pandangan yang mengilhami perdebatan ekonomi selama bertahun-tahun.