Reviolusi pembagian tenaga kerja adalah upaya meningkatkan produktivias dan keuntungan fenomenal. Konsep ini mencapai puncaknya pada abad ke-20 dengan kontribusi revolusioner dari Henry Ford dan mobil Model-T-nya.
aksiografi.com – Sebuah pemandangan yang luar biasa mengagumkan seorang turis Spanyol pada tahun 1436 ketika ia berada di Venesia. Ia menyaksikan dengan takjub bagaimana orang-orang Venesia mempersenjatai kapal-kapal perang dalam waktu kurang dari satu jam, sementara di kampung halamannya proses serupa memakan waktu berhari-hari dan melibatkan banyak tenaga kerja. Tercengang oleh proses ini, ia mencatat temuannya dalam buku catatannya. Inilah contoh nyata dari pembagian tenaga kerja, salah satu lini produksi pertama di dunia.
Gagasannya Sederhana
Dengan membagi pekerjaan dan berspesialisasi dalam bidang yang paling terampil, kita dapat memproduksi lebih banyak dan lebih baik. Pembagian tenaga kerja telah menjadi praktik yang ada selama berabad-abad, mulai dari zaman Yunani hingga zaman Adam Smith. Namun, konsep ini mencapai puncaknya pada abad ke-20 dengan kontribusi revolusioner dari Henry Ford dan mobil Model-T-nya.
Kompleksitas Manufaktur
Pembagian tenaga kerja telah menjadi pendorong utama Revolusi Industri pertama, memungkinkan negara-negara di seluruh dunia meningkatkan produktivitas dan kekayaan mereka secara dramatis. Konsep ini juga menjadi dasar di balik hampir setiap objek yang kita buat. Ambil contoh sederhana seperti pensil. Leonard Read, pendiri Foundation for Economic Education, menggambarkan proses kompleks di balik penciptaan sebuah pensil dalam bukunya yang menginspirasi, “I, Pencil” (1958). Dibutuhkan banyak sekali tangan yang berbeda untuk membuat satu pensil, dan jumlah pensil yang diproduksi setiap tahun mencapai miliaran di Amerika Serikat saja.
Salah satu contoh terkenal yang digunakan Adam Smith dalam bukunya, “The Wealth of Nations,” adalah pabrik jarum di Inggris abad ke-18. Pekerjaan yang sebelumnya dilakukan oleh satu orang, seperti menarik kawat, meluruskannya, memotongnya, atau mengarahkannya, dibagi-bagikan kepada sejumlah spesialis yang berbeda. Hasilnya, produktivitas meningkat secara signifikan. Dalam pabrik yang sama, satu pabrik yang terdiri dari 10 orang dapat memproduksi 48.000 jarum sehari, meningkatkan produktivitas hingga 400.000 persen dibandingkan dengan produksi rata-rata satu orang di jalanan.
Berpaku pada Kekuatan Seseorang
Konsep ini kemudian dikembangkan oleh Henry Ford dalam bentuk lini produksi bergerak. Melalui pendekatan ini, mobil yang sedang dirakit melalui ban berjalan dan setiap tim tenaga kerja bertanggung jawab untuk menambahkan suku cadang standarisasi baru pada mobil tersebut. Dengan demikian, Ford dapat memproduksi mobil dengan biaya yang lebih rendah dan dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan pesaingnya.
Namun, pembagian tenaga kerja tidak hanya berhenti pada tingkat individu dalam suatu perusahaan. Kepemimpinan yang efektif juga mengakui kekuatan pembagian tenaga kerja dalam mengelola berbagai aspek perusahaan. Sebagai contoh, seorang direktur yang memiliki keahlian yang lebih baik dalam administrasi, manajemen, akuntansi, pemasaran, dan kebersihan bangunan akan lebih baik jika ia mendelegasikan tugas-tugas tersebut kepada karyawannya, sementara ia tetap fokus pada pekerjaan yang paling menguntungkan.
Selain itu, dalam dunia manufaktur modern, produsen tidak perlu membuat seluruh suku cadang kendaraan mereka sendiri. Lebih baik membiarkan perusahaan lain yang mengkhususkan diri dalam bidang tertentu melakukan tugas tersebut. Hal ini menciptakan efisiensi dan fokus yang lebih besar dalam produksi.
Bahaya Pembagian
Namun, ada juga tantangan yang timbul dari pembagian tenaga kerja. Pertama, kesulitan dalam mencari pekerjaan ketika spesialisasi individu tidak lagi dibutuhkan. Pekerja pabrik mobil, penambang batu bara, dan pekerja pabrik baja telah menghadapi pengangguran jangka panjang ketika pabrik dan tambang tempat mereka bekerja ditutup. Kedua, kebergantungan yang berlebihan pada sekelompok orang dapat menghasilkan kekuasaan yang tidak seimbang dalam proses produksi, memungkinkan mereka untuk melakukan pemogokan atau tindakan yang merugikan. Ketiga, individu dapat mengalami penurunan semangat dan “mutilasi mental” jika mereka terjebak dalam tugas yang terlalu spesifik dan terulang-ulang setiap hari.
Namun, manfaat luar biasa yang dihasilkan oleh pembagian tenaga kerja jauh lebih besar daripada tantangan yang dihadapi. Pembagian tenaga kerja telah menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi dan perkembangan modern. Dalam sejarah ekonomi, konsep ini telah membuktikan dirinya sebagai salah satu logika yang paling penting dan berpengaruh.
Kuncinya adalah memanfaatkan spesialisasi kita dengan bijaksana. Dalam dunia yang semakin maju, kita dapat terus mempelajari bagaimana memanfaatkan potensi pembagian tenaga kerja untuk mencapai hasil yang optimal bagi masyarakat dan ekonomi global.