Metode Ilmu Ekonomi: Membedah Pertanyaan Positif dan Normatif

Date:

Metode Ilmu Ekonomi dapat membedah pertanyaan positif dan normatif. Pengujian teori dan model melalui pendekatan empiris adalah langkah penting dalam mengembangkan ilmu ekonomi.

aksiografi.com – Dalam dunia ilmu ekonomi, terdapat dua jenis pertanyaan yang kita ajukan dan jawab: pertanyaan positif dan pertanyaan normatif. Pertanyaan positif berfokus pada pemahaman perilaku dan operasi sistem ekonomi tanpa mempertimbangkan apakah hasilnya baik atau buruk. Tujuan ilmu ekonomi positif adalah mendeskripsikan apa yang ada dan bagaimana cara kerjanya. Contohnya adalah mengapa tingkat upah bagi pekerja tanpa keahlian ditentukan seperti itu. Atau pertanyaan tentang apa yang akan terjadi jika pajak pendapatan korporat dihapus. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini berada dalam ranah ilmu ekonomi positif.

Di sisi lain, pertanyaan normatif mempertimbangkan hasil dari perilaku ekonomi dan mempertanyakan apakah itu baik atau buruk, serta apakah dapat melakukan perbaikan. Ilmu ekonomi normatif melibatkan penilaian dan memberikan arah tindakan. Contohnya adalah apakah pemerintah seharusnya menyubsidi atau meregulasi biaya pendidikan tinggi, apakah tunjangan kesehatan melalui Medicare seharusnya diberikan hanya kepada mereka dengan pendapatan di bawah ambang tertentu, atau apakah negara harus mengizinkan impor produk yang bersaing dengan produk dalam negeri.

Pertanyaan normatif sering berkaitan dengan ilmu ekonomi kebijakan. Namun, untuk menentukan apakah pemerintah seharusnya mengambil tindakan tertentu, kita perlu mengetahui apakah pemerintah memiliki kemampuan dan konsekuensi yang mungkin terjadi. Misalnya, jika kita menurunkan bea impor, apakah akan ada persaingan yang lebih intens dan harga yang lebih rendah?

Dalam konteks ini, beberapa pihak berpendapat bahwa analisis ekonomi yang bersifat positif dan bebas nilai adalah tidak mungkin. Mereka berargumen bahwa analis ekonomi terpengaruh oleh pandangan politik, ideologis, dan moral mereka, baik dalam pemilihan pertanyaan yang akan diteliti maupun dalam analisis mereka sendiri. Meskipun argumen ini memiliki kebenaran sebagian, tetap penting untuk membedakan analisis yang bersifat positif dan normatif secara eksplisit. Para ekonom yang secara eksplisit mengusung pertanyaan normatif seharusnya menjelaskan pendirian mereka dan alasan mengapa suatu hasil lebih unggul daripada yang lain.

Ilmu Ekonomi Deskriptif dan Teori Ekonomi

Dalam Ilmu ekonomi positif, terdapat dua istilah yang umum yaitu ilmu ekonomi deskriptif dan teori ekonomi. Ilmu ekonomi deskriptif melibatkan pengumpulan data yang mendeskripsikan fenomena dan fakta dalam ekonomi. Sebagai contoh, data seperti itu dapat ditemukan dalam Statistical Abstract of the United States atau melalui lembaga pemerintah seperti Bureau of Labor Statistics (Biro Statistik Ketenagakerjaan AS). Data ini dikumpulkan oleh berbagai lembaga seperti Biro Sensus, Biro Anali sis Ekonomi, dan lembaga non-pemerintah seperti University of Michigan Survey Research Center.

Di sisi lain, teori ekonomi berusaha untuk menggeneralisasi data dan menginterpretasikannya. Teori ekonomi terdiri dari pernyataan atau kumpulan pernyataan tentang sebab dan akibat, aksi dan reaksi. Sebagai contoh, hukum permintaan yang menyatakan bahwa ketika harga suatu produk meningkat, jumlah pembeli cenderung mengurangi pembelian mereka, adalah salah satu teori ekonomi yang mendasar. Teori ekonomi tidak hanya muncul dari data resmi, tetapi juga dari pengamatan perilaku manusia dan respons mereka terhadap dorongan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari.

Mengekspresikan Model dalam Kata, Grafik, dan Persamaan

Untuk mengungkapkan hubungan kuantitatif antara variabel dalam teori ekonomi, terdapat beberapa cara yang umum digunakan. Salah satunya adalah menggunakan kata-kata untuk menggambarkan hubungan antara dua variabel. Namun, kadang-kadang kata-kata tidak cukup untuk menjelaskan sifat hubungan tersebut, sehingga kita menggunakan grafik dalam bidang dua dimensi. Grafik membantu untuk memvisualisasikan hubungan antara variabel dengan lebih jelas.

Grafik Hukum Penawaran  variabel harga dan permintaan

Selain itu, hubungan kuantitatif juga dapat kita nyatakan melalui persamaan matematika. Persamaan ini merupakan representasi formal dari teori tersebut. Misalnya, jika kita menemukan bahwa rumah tangga AS secara bersama-sama menghabiskan 90% dari pendapatannya dan menghemat 10%, kita dapat menuliskannya dalam persamaan C = 0,9Y dan S = 0,10Y, di mana C adalah konsumsi dan S adalah tabungan.

Rambu-Rambu dan Perangkap

Dalam merumuskan teori dan model ekonomi, kita perlu menghindari dua kesalahan umum: kekeliruan post hoc (pasca kejadian) dan kekeliruan komposisi. Kekeliruan post hoc reasoning terjadi ketika kita salah menyimpulkan bahwa suatu peristiwa yang terjadi setelah peristiwa lain adalah penyebabnya. Contohnya adalah mengaitkan penurunan tingkat kejahatan dengan kebijakan seorang pemimpin politik hanya karena terjadi setelah pemimpin tersebut memerintah. Kekeliruan post hoc seringkali membingungkan hubungan kausalitas dengan korelasi, di mana korelasi tidak selalu menunjukkan hubungan sebab-akibat antara dua variabel.

Kekeliruan komposisi terjadi ketika kita menyimpulkan bahwa apa yang benar untuk suatu bagian juga benar untuk keseluruhan. Misalnya, jika seorang petani memperbesar jumlah ternaknya, maka pendapatannya dapat meningkat. Namun, jika semua petani melakukan hal yang sama, lahan akan menjadi tandus dan pendapatan mereka justru menurun. Kesalahan ini sering muncul ketika kesimpulan yang berlaku pada tingkat individu kita menerapkannya secara keseluruhan pada kelompok atau masyarakat.

Menguji Teori dan Model

Dalam dunia ilmu pengetahuan, teori-teori sering kali mendapatkan pengujian apakah ia berterima atau tertolak berdasarkan bukti empiris yang ada. Ilmu ekonomi bukanlah pengecualian, di mana teori-teori ekonomi juga harus menghadapi uji coba empiris untuk memperoleh validitas dan kredibilitasnya. Namun, dalam konteks ini, penting untuk menyadari bahwa metode ilmu ekonomi empiris juga memiliki keterbatasan dan perlu mendapatkan evaluasi secara kritis.

Sejarah ilmu ekonomi memberikan contoh tentang bagaimana teori-teori dapat berkembang dan tergantikan berdasarkan data baru yang bertentangan dengan paradigma sebelumnya. Misalnya, pada masa lalu, model geosentris Ptolomeus mendominasi pemahaman tentang pergerakan benda langit. Namun, teori Copernicus yang menempatkan matahari sebagai pusat alam semesta dan menurunkan Bumi pada status planet lainnya mampu memberikan prediksi yang lebih baik berdasarkan pengamatan aktual. Kemudian, teori Isaac Newton memberikan pemahaman yang lebih akurat tentang gerakan planet, dan baru-baru ini teori relativitas Albert Einstein memperluas pemahaman kita tentang fenomena fisika.

Demikian pula, dalam ilmu ekonomi, teori-teori ekonomi juga mengalami perkembangan seiring dengan kemajuan dalam pengumpulan data dan metode analisis. Ada sejumlah besar data yang tersedia untuk mendukung riset ekonomi, seperti data pasar tenaga kerja, data perekonomian nasional, dan data perilaku konsumen. Para ekonom dapat menganalisis data ini untuk menguji dan memvalidasi teori-teori ekonomi.

Namun, kita perlu menyadari bahwa pengujian empiris dalam ilmu ekonomi sering kali rumit dan tidak selalu menghasilkan kesimpulan yang jelas. Misalnya, para ekonom sering kali harus mempertimbangkan faktor-faktor eksternal yang sulit untuk dikendalikan, sehingga membuat eksperimen terkontrol sulit diimplementasikan. Dalam studi ekonomi dan ilmu sosial lainnya, sering kali sulit untuk memisahkan sebab dan akibat dengan jelas, Itu karena ada banyak variabel yang saling terkait dalam satu peristiwa ekonomi.

Tantangan Metodologis

Selain itu, ada tantangan metodologis dalam menguji teori ekonomi secara empiris. Konsep “ceteris paribus” atau mempertahankan variabel lain tetap konstan dalam sebuah analisis sering kali sulit terwujudkan dalam praktiknya. Sehingga, para peneliti harus mengandalkan analisis statistik yang rumit dan teknik model untuk mengatasi masalah ini.

Selain itu, perlu diakui bahwa faktor-faktor sosial dan politik juga dapat mempengaruhi bagaimana teori ekonomi teruji, berterima, atau tertolak. Pemimpin politik sering kali cenderung mengaitkan keberhasilan ekonomi dengan kebijakan mereka, meskipun data empiris mungkin menunjukkan faktor-faktor lain yang lebih dominan dalam menentukan hasil ekonomi.

Dalam menguji teori-teori ekonomi dengan metode empiris, penting bagi para peneliti untuk mempertimbangkan konteks sosial, politik, dan ekonomi yang melingkupi fenomena yang mereka telaah. Mereka harus bersikap kritis terhadap data yang ada dan menghindari kesalahan logis seperti post hoc reasoning atau kesalahan komposisi.

Kritisime yang Sehat

Secara keseluruhan, pengujian teori dan model melalui pendekatan empiris adalah langkah penting dalam mengembangkan ilmu ekonomi. Namun, kritisisme yang sehat dan kesadaran akan keterbatasan metode empiris perlu kita pertahankan. Dalam menghadapi kompleksitas realitas ekonomi, peneliti perlu menggabungkan berbagai metode dan pendekatan yang relevan. Untuk memperoleh hasil yang baik, kita memerlukan pemahaman yang lebih holistik dan akurat tentang fenomena ekonomi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Subscribe

Popular

More like this
Related

Hari Gizi Nasional 2025: Upaya Membangun Generasi Sehat Melalui Gizi yang Optimal

Hari Gizi Nasional 2025 mengusung tema “Pilih Makanan Bergizi...

Perjanjian Belavezha: Awal dari Konflik Abadi antara Rusia dan Ukraina

Perjanjian Belavezha, pada 8 Desember 1991, mengakhiri Uni Soviet,...

23 Tahun Hari Internasional Pencegahan Eksploitasi Lingkungan dalam Perang dan Konflik

Mengungkap kisah Hari Internasional Pencegahan Eksploitasi Lingkungan dalam Perang...

Sejarah Hari Kesehatan Mental Sedunia

Jejak Sejarah Peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia: Dari Awalnya...