Menjelang Pemilu 2024, hubungan politik Indonesia-Tiongkok mengemuka sebagai isu penting. Artikel ini membahas dampak stigma dan pengaruh dari kebangkitan Cina dalam geopolitik, serta bagaimana hubungan ini dapat memengaruhi dinamika politik nasional. Penelusuran sejarah, teori central realm, dan pandangan ahli memberikan wawasan mendalam tentang kaitan kompleks antara politik, ekonomi, dan persepsi masyarakat.
aksiografi.com – Sebagai negara adidaya yang semakin menonjol dalam ekonomi, politik, dan sektor militer, Cina telah memantapkan dirinya sebagai kekuatan global baru yang merubah dinamika geopolitik dunia. Namun, kebangkitan Cina tidak hanya mempengaruhi tatanan global, tetapi juga memunculkan berbagai reaksi dan stigma di kalangan masyarakat, terutama di Indonesia menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Dalam konteks hubungan politik Indonesia-Tiongkok, teori “central realm“ menjadi relevan. Menurut Profesor hukum Asia Timur, Jerome Alan Cohen, teori ini merujuk pada pandangan Cina tentang keunggulan moral berdasarkan nilai-nilai historis dan budaya panjang mereka. Presiden Xi Jinping menerapkan pandangan ini melalui Belt and Road Initiative (BRI), yang tak hanya menggarap kerja sama ekonomi, tetapi juga bermaksud mengembalikan dominasi politik global Cina.
Indonesia, selama beberapa dekade terakhir, telah menjadi mitra kunci Cina dalam hal ini. Presiden Joko “Jokowi” Widodo dianggap mampu memahami dan menerjemahkan kepentingan-kepentingan Xi Jinping. Karakteristik Jokowi tampaknya menjadi contoh yang diharapkan oleh Cina untuk sosok berikutnya yang memimpin Indonesia. Namun, spekulasi muncul bahwa Cina mungkin akan mengintervensi secara perlahan dalam politik Indonesia menjelang Pemilu 2024, seiring dengan kemungkinan intervensi besar dari kekuatan lain seperti Amerika Serikat.
Namun, intervensi semacam itu tidak hanya melibatkan politisi dan partai politik. Hubungan politik Indonesia-Cina juga memiliki dampak pada persepsi masyarakat terhadap penduduk keturunan Cina di Indonesia. Sentimen historis yang muncul dari diskriminasi sosial yang dialami oleh kelompok ini menjadi faktor penting dalam penilaian masyarakat terhadap hubungan ini. Keterlibatan Cina dalam politik nasional Indonesia dapat memperdalam sentimen-sentimen ini.