Fenomena gelombang panas sering terjadi di berbagai belahan dunia. Tahun 2019, gelombang panas menerjang Timur Tengah, 2020 menyerang Australia, dan tahun ini gelombang panas mengepung Eropa.
aksiografi.com – Eropa Selatan sedang dilanda oleh gelombang panas mematikan yang telah memecahkan rekor suhu panas dan diperkirakan akan terus berlanjut beberapa hari ke depan. Negara-negara seperti Spanyol, Prancis, Yunani, Kroasia, dan Turki menghadapi suhu yang melebihi 40 derajat Celsius.
Tidak hanya itu, di Italia, suhu udara bahkan mencapai puncaknya pada angka 48,8 derajat Celsius. Situasi darurat telah dinyatakan dengan dikeluarkannya peringatan siaga merah di 10 kota Italia, termasuk Roma dan Florence.
Dalam berita yang dilaporkan oleh media Italia, seorang pria berusia 44 tahun meninggal setelah kehilangan kesadaran akibat terkena panas di utara Italia. Ia sedang bekerja mengecat zebra cross di Kota Lodi dekat Milan ketika tiba-tiba terjatuh karena panas yang ekstrem. Korban kemudian segera dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tidak dapat diselamatkan.
Reaksi terhadap gelombang panas ini sangat serius. Nicola Fratoianni, seorang politikus Italia, mengungkapkan keprihatinannya melalui cuitan di Twitter. “We are facing an unbearable heatwave.” Ia menyoroti pentingnya mengambil tindakan pencegahan yang tepat untuk menghindari tragedi seperti yang terjadi di Lodi pada hari itu.
Tidak hanya itu, para turis asing yang berlibur ke Italia juga mengalami pingsan akibat serangan panas yang luar biasa. Situasi ini semakin mengkhawatirkan, terutama mengingat gelombang panas sebelumnya di Eropa telah menyebabkan lebih dari 60.000 kematian pada tahun lalu.
Gelombang panas yang saat ini melanda Eropa diberi nama Ceberus oleh Masyarakat Meteorologi Italia, yang terinspirasi dari monster berkepala tiga yang muncul di karya sastra Dante’s Inferno. Prakiraan dari Pusat Cuaca Jarak Menengah Eropa menyatakan bahwa cuaca ekstrem seperti ini akan semakin sering terjadi akibat perubahan iklim yang saat ini sedang terjadi, dan suhu yang memecahkan rekor akan menjadi lebih umum.
Para ahli memperingatkan bahwa situasi ini harus dianggap serius karena dapat menyebabkan lebih banyak kematian. Perubahan iklim yang terjadi saat ini memberikan kemungkinan terjadinya gelombang panas yang semakin intens dan suhu yang mencapai level yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Pemerintah dan masyarakat di seluruh Eropa diimbau untuk tetap waspada, mengambil langkah-langkah pencegahan yang dianjurkan, dan mengikuti informasi terkini dari otoritas kesehatan setempat. Kesehatan dan keselamatan masyarakat harus menjadi prioritas utama dalam menghadapi situasi cuaca yang ekstrem seperti ini.
Gelombang panas juga pernah melanda Timur Tengah, tepatnya pada Juni 2019. Suhu panas mencapai hingga 51 derajat celsius. Begitu juga pada Januari 2020, gelombang panas melanda Australia yang mengakibatkan terjadinya kebakaran hutan yang dahsyat.